English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

30 Agu 2010

5 Jurus Sederhana main RUBIK 3x3x3


Sekedar refreshing. Akan kami tampilkan cara paling sederhana untuk menyelesaikan permainan rubik (rubic cube) 3x3x3. Masih banyak para pecinta rubik yang jauh lebih ahli, dan menyelesaikannya dalam waktu yang jauh lebih singkat. Namun ini lumayan untuk mengobati rasa penasaran bagi pembaca yang (mungkin) bertahun-tahun tanpa bisa menyelesaikan rubuk-nya.
Diperlukan 5 jurus dasar untuk berpibu dengan rubik,
Langkah Pertama sebagai latihan.  Anda harus dapat menyelesaikan satu sisi. Pilihlah satu layer untuk diselesaikan. Kemudian selesaikan satu demi satu secara berurutan. Gambar di bawah adalah contoh. Sisi warna HITAM dipilih, kemudian diselesaikan urut baris demi baris. Lihat urutan kondisi (1) s/d (4). Selesailah layer 1 (warna hitam).
Setelah selesai, balikkan rubik sehingga layer 1 (hitam, yg sudah beres) berada di sisi bawah. Lihat kondisi (5), sisi warna HITAM berada di layer paling bawah (layer 1). , sehingga tak tampak lagi warna hitam. Kondisi (5) adalah sama dengan (4), dengan rubik telah dibalik.
Untuk mempermudah pemahaman, lihat Gbr 1 di atas. Perhatikan istilah-istilah pada gambar. U (maksudnya Upper) adalah sisi atas. R (right) sisi kanan, L (left) sisi kiri, F (front) sisi depan, dan B (back) sisi belakang. Ini akan dipakai terus. Sebenarnya masih ada satu lagi, D (down) sisi bawah, namun tak dipakai dalam jurus-jurus kami nanti.
Pemutaran rubik juga mengacu pada kriteria ini. Putar kanan mengacu pada Gbr 1., artinya seandainya itu sekrup (atau paku ulir) diputar ke kanan dari sebuah sisi, maka sekrup (atau paku ulir) itu akan bergerak masuk ke dalam rubik. Putar kiri berarti berlawanan arah dengan putara di Gbr 1. Untuk lebih jelasnya, gerakan putar adalah sebagai berikut,
Ua – artinya U putar kanan (sisi atas putar kanan) 90 derajat
Ra – artinya R putar kanan (sisi kanan putar kanan) 90 derajat
Fa – artinya F putar kanan (sisi depan putar kanan) 90 derajat
La – artinya L putar kanan (sisi kiri putar kanan) 90 derajat
Ba – artinya B putar kanan (sisi belakang putar kanan) 90 derajat
Semua hal tersebut sesuai dengan Gbr 1. Adapun akhiran “i” menunjukkan putaran kiri(sebaliknya),
Ui – artinya U putar kiri (sisi atas putar kiri) 90 derajat
Ri – artinya R putar kiri(sisi kanan putar kiri) 90 derajat
Fi – artinya F putar kiri(sisi depan putar kiri) 90 derajat
Li – artinya L putar kiri(sisi kiri putar kiri) 90 derajat
Bi – artinya B putar kiri(sisi belakang putar kiri) 90 derajat
.
.
Jurus 1, menyelesaikan layer 2.
Untuk menyelesaikan layer 2, posisi awal harus dibuat seperti Gbr. 2 (a) atau (b). Jika sudah tercapai kondisi seperti Gbr 2 (a), lakukan gerakan jurus 1(a):
Ua Ra Ui Ri  -  Ui Fi Ua Fa
Jika kondisi seperti Gbr 2 (b), lakukan gerakan jurus 1(b):
Ui Fi Ua Fa – Ua Ra Ui Ri
.
Kondisi (5) adalah sama dengan (4), dengan rubik telah dibalik. Lihat (5) sesuai dengan yang dimaksud Gbr 2. (b).  Maka jurus 1(b) dilakukan. Ulangi jurus-jurus 1(a) dan 1(b) ini untuk biji-biji rubik yang lain. Jika kondisi tak ada seperti Gbr 2, misal posisi biji rubik sudah benar namun warna-nya terbalik, maka lakukan jurus 1(a) atau 1(b) untuk mengeluarkannya (menaikkan ke atas). Kemudian masukkan lagi ke posisi yang benar dengan jurus di atas yang sesuai.
(6) adalah kondisi setelah jurus-jurus di atas dilakukan sehingga layer 2 terselesaikan.
Selesai jurus 1.
Sekarang kita konsentrasi ke layer 3. Hanya layer 3, karena layer 1 dan 2 sudah terselesaikan. Konsentrasi ke layer 3 sebagaimana Gbr. 3.
.
.
Jurus 2,
Tujuan dilakukan jurus 2 adalah untuk mencapai kondisi bentuk “+” di layer 3 (Gbr.4). Jurus 2 adalah gerakan,
Ri Ui Fi – Ua Fa Ra
Lihat Gbr 5. Di sini kita tak mempedulikan biji-biji diagonal rubik. Konsentrasikan hanya pada biji-biji center (tengah). Jurus 2 ini akan menyebabkan posisihijau dan biru naik, dan posisi merah tetap. Dan posisi biji-biji rubik bergeser sebagaimana terlihat pada gambar.
Sebagaimana pada contoh di bawah, sebelum membentuk “+”, pastikan ada satu warna kuning yang akan diletakkan di sisi B (lihat (7)). Jika belum ada satupun kuning di posisi tengah, lakukan jurus 2 satu kali, maka pasti ada kuning muncul di posisi tengah. Letakkan itu di sisi belakang dengan gerakan Uaatau Ua Ua atau Ui.
Jurus 2 masih terus dilakukan sambil meneliti dengan mengubah posisi rubik sehingga diperoleh warna-warna kuning yang membentuk huruf “L terbalik” sebagaimana (8). Bentuk “L terbalik” merupakan syarat untuk membentuk “+”. (Lihat Gbr. 5).
(9) adalah kondisi saat bentuk “+” telah tercapai. Saat ini kita tak mempedulikan biji-biji diagonal, dan hanya fokus pada biji-biji center/tengah.
Selesai jurus 2.
.
.
Jurus 3
Ra Ua Ri Ua  - Ra Ua Ua Ri
Tujuan jurus 3 adalah dari “+” (Gbr 6a) membentuk “ikan” (Gbr 6b), sampai akhirnya mengkuningkan sisi atas (Gbr 6c). Ini semua dilakukan hanya dengan jurus 3.
Perhatikan Gbr 7. Jurus ini akan menyebabkan posisi hijaubiru , dan  merah naik. (Dan posisi warna coklat tetap di atas). Dan posisi biji-biji rubik bergeser sebagaimana terlihat pada gambar. Sebenarnya kita boleh tak mempedulikan pergeseran biji, dan hanya peduli biji mana saja yang warnanya akan naik. Perhatikan pula, biji-biji tengah bentuk “+” tak berubah, tetap di atas.
Lakukan jurus ini terus menerus. Setiap kali, perhatikan posisi-posisi warna kuning dan perhitungkan dengan acuan Gbr 7. Ubah posisi rubik kalau perlu. Sekedar tips, untuk menuju bentuk “ikan” (menuju ke Gbr 6b), letakkan posisi kiri-depan (L-F) dengan biji bukan warna kuning, sambil berharap (memperhitungkan) akan muncul hanya satu warna kuning di antara tiga posisi diagonal yang lain. Jurus ini mungkin perlu dilakukan berkali-kali.
Setelah bentuk “ikan” diperoleh, letakkan warna kuning diagonal di pojok kiri-depan (L-F), Gbr 6b.  Jangan terkecoh .. kadang “ikan” yang diperoleh, bukan “ikan” yang dikehendaki (sebagaimana seperti pada Gbr 6b.). Maka sekali lagi, jurus ini mungkin perlu dilakukan berkali-kali.
Dalam contoh, (10) sampai (14) adalah urutan setelah jurus-jurus 3. Lihat .. (11) adalah sama dengan (10) dengan seluruh rubik diputar kanan. Ketika mendapatkan “ikan”, warna kuning pada diagonal digeser ke pojok kiri-depan (L-F) terlebih dahulu, baru melakukan jurus 3. Lihat .. (13) = (12) diputar kiri.
(14) kondisi setelah warna kuning berada di atas semua, tanpa peduli urutannya.
Selesai jurus 3.
.
.
Jurus 4.
Jurus 4 ini akan mengubah posisi diagonal biji rubik tanpa mengubah warna. Gerakannya adalah
Ri Fa Ri  -  Ba Ba Ra  -  Fi Ri Ba  -  Ba Ra Ra
Maka posisi biji yang berubah terlihat pada Gbr. 8 (atau Gbr. 9). Jika anda telah mencapai (14), kuning berada di atas semua, periksa dan sesuaikan posisi biji diagonal. Jika tak ada yang bersesuai, pilih salah satu diagonal untuk disesuaikan. Letakkan di pojok kiri-depan (LF), sebagaimana Gbr 8. Lakukan jurus 4, maka akan ada 2 pojok diagonal yang sesuai. Periksa dengan Ua atau Ua Ua atau Ui.
Jika telah ada dua pojok diagonal yang sesuai, letakkan ke dua pojok diagonal itu di sisi belakang (lihat Gbr 9). Lakukan jurus 4. Maka sekarang ke empat pojok diagonal telah bersesuaian.
.
.
(15) adalah (14) dengan Ua atau Ua Ua atau Ui.  Kelihatan ada dua pojok bersesuaian. Lakukan Ua Ua, maka ke dua pojok itu berpindah ke sisi belakang (B), (16). Dengan sekali jurus 4, maka ke empat pojok telah bersesuaian. (18) adalah (17) dengan Ua atau Ua Ua atau Ui.
Selesai jurus 4.
.
Jurus 5.
Jurus 5 ini akan mengubah posisi center/tengah biji rubik tanpa mengubah warna dan posisi biji  diagonal. Gerakannya adalah
Fa Fa  -  Ua La Ri   –   Fa Fa    -   Li Ra Ua    -   Fa Fa
Maka posisi biji yang berubah terlihat pada Gbr. 8 (aduh salah nomor gambar, pokoknya gambar kuning bawah yaach).
Jika belum ada sisi yang warnanya sama semua, maka perlu jurus 5 berulang-ulang. Periksa setelahnya dengan Ua atau Ua Ua atau Ui. Jika ada satu sisi yang telah selesai (satu garis warnanya sama, maka letakkan di sisi belakang (B). Lakukan jurus 5 ini sampai semua sisi bersesuaian.
.
Dalam contoh terlihat dari (17) setelah diperiksa ada satu sisi yang telah selesai (18). Letakkan di sisi belakang (B)… (19). Lakukan jurus 5 ini sampai semua sisi bersesuaian (20).
.
TAMAT.
.
Semoga manfaat.

Macam-macam sistem klasifikasi makhluk hidup

Seiring dengan perkembangan zaman, sistem klasifikasi makhluk hidup dilakukan dengan alasan-alasan tertentu yang dimulai dan dirintis oleh ilmuwan terdahulu dan terus berkembang sampai sekarang. Hal ini dikarenakan adanya penemuan-penemuan baru yang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia. Ada beberapa alasan yang digunakan para ahli sebagai dasar sistem klasifikasi. Untuk itulah sistem klasifikasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan/kelompok, yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenik.
1. Klasifikasi Sistem Alami
Anda sudah mengetahui bahwa klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita ketahui dengan mengamati makhluk hidup secara morfologi. Misalnya, kita mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat kaki, sehingga membentuk suatu kelompok seperti yang dikehendaki alam, yaitu kelompok binatang yang berkaki empat. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa klasifikasi sistem alami merupakan terbentuknya suatu kelompok-kelompok makhluk hidup secara alami. Tokoh klasifikasi sistem alami adalah 
Aristoteles , seorang berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan habitat dan perilakunya, sedangkan tumbuhan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan strukturnya.
2. Klasifikasi Sistem BuatanDibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus seorang ahli botani berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai “Bapak Taksonomi”.
Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut :
a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang dikelompokkan.
Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :
•  Kingdom/Regnum : dunia/kerajaan
•  Filum/Divisio : bagian/keluarga besar
•  Klassis : kelas
•  Ordo : bangsa
•  Familia : suku
•  Genus : marga
•  Species : jenis
Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.
Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson Takson disusun dari tingkat tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson, maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki jumlah makhluk hidup yang sedikit.
a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup. Semua hewan dimasukkan dalam kingdom 
Animalia dan semua tumbuhan dimasukkan dalam kingdom Plantae .
b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras dimasukkan dalam filum Arthropoda.
Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota. Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.
c. KelasTingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio, artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. Contoh kelas pada hewan, yaitu hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain. Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio: Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.
d. Ordo (Bangsa)Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan, nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales sedangkan pada hewan tidak memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuhtumbuhan). Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawarmawaran).
e. Famili (Suku atau Keluarga)Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan family ini terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiranaceae, sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae . Contoh keluarga hewan, yaitu Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing). Contoh keluarga tumbuhan adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae(keluarga mawar).
f. Genus (Marga)Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris bawah. Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia (marga cacing). Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar), Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).
g. Species (Jenis)Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang subur (fertil). Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga (genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita) , Rosa gallica (mawar), Carica papaya (pepaya),Oryza sativa (padi).
3. Klasifikasi Sistem Filogenik
Sistem klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antarorganisme atau kelompok dengan melihat keturunan dan hubungan kekerabatan. Organisme atau kelompok yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri yang lebih banyak bila dibandingkan dengan organisme atau kelompok yang berkerabat jauh. Cara mengelompokkan makhluk hidup dilakukan dengan mengamati ciri-ciri secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan perilaku.
C. KLASIFIKASI DALAM BIOLOGI MODERN
Seiring dengan perkembangan ilmu biologi yang bertambah maju, maka metode klasifikasi makhluk hidup dipelajari tersendiri dalam cabang ilmu taksonomi. Sebelumnya Anda sudah mempelajari tentang klasifikasi sistem filogenik. Dasar itulah yang digunakan dalam klasifikasi makhluk hidup yang lebih modern.
Apabila kita mencoba melakukan klasifikasi terhadap suatu makhluk hidup dengan baik dan benar, maka kita harus melalui beberapa tahap, yaitu pencandraan, pengelompokan, dan pemberian nama. 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More